Kali ini saya sendiri menulis sebuah artikel yang saya tulis ketika saya patah hati dan ini merupakkan karya saya yang pertama, dan kemungkinan akan ada part part selanjutnya yang akan menyusul setelah artikel ini terpublikasikan, oke tanpa banyak bicara lagi. langsung sajaaaa cekidottttttt,,,,,
After The Rain
26 Februari 2019.
sepulang POR Pelajar aku
berbincang denganmu. Didepan kelasmu duduk di kursi kayu, pukul 2 siang.
Sebelumnya kau menagihku danus event, lewat jajak pribadi dengan nomor
whatsappku kala itu.
Bisa dibilang aku sudah lama mengenalmu, namun
perbincangan kau dan aku siang itu bisa begitu klop. Sesekali kau tertawa kecil
aku pun tertawa , menanggapi celetuk2an anehmu.
Selepas itu, aku dan kau semakin
dekat ada saja yang dibicarakan, selalu nama mu berada pada jajaran paling atas
dalam whatsapp ku. Sebelumnya tak pernah kubayangkan aku bisa sedekat ini
denganmu, aku tidak menyangka wanita secantik kau mau aku ajak berbincang di
ruang whatsapp hingga larut malam. Aku tak menyangka.
3 Maret 2019,
Studi wisata ke Pulau Bali, aku
duduk di depan kursi nomor dua bagian kanan. Dan kau dibelakang deretan kiri
nomor lima. Merasa bahagia bisa satu bis denganmu, kau tak banyak bicara waktu
itu. Aku canggung dan kamu pemalu, tidak ada yang tahu kedekatan kita waktu
itu. Hanya aku kau dan beberapa temanmu.
Pulau Dewata itu memberikkan
kenangan khusus bagiku, entah denganmu?
4 Maret 2019,
Setelah seharian berwisata. Pukul
9 waktu Bali, 4 bis dari Jogjakarta tiba di penginapan di daerah Gianyar. Semua
capek, tak ada satupun peserta studi wisata yang tidak lelah waktu itu.
Pembagian kamar, dan check in. Istirahat sebentar seraya memulai lagi
perbincanganku dan kau di ruang chat. Aku menanyakkan kabarmu dan kau pun
sebaliknya.
Sehabis mandi, dan kau juga. Aku
mengajakmu bicara lewat telepon, kau tampak malu malu. 38 menit berbincang, kala
itu ku isi malamku dengan suaramu. Bersama kesunyian malam di Pulau Dewata.
Aku lapar, malam itu dan aku tau
kau membawa banyak makanan dari Jawa. Meminta satu bukan masalah, pukul 10.12
aku turun ke kamarmu. Memang aku dilantai dua dan kau dilantai satu. Setelah
melewati lorong kamar yang sudah sepi malam itu, hanya terlihat 1-2 sejoli yang
masih terlihat beraktivitas di luar kamar saat itu.
Dua bungkus makanan ringan kau
sodorkan kepadakku , di depan pintu kamarmu. Sedang kau hanya bercelana pendek
dan memakai hoodie , dengan kupluk di pasangkan di kepalamu. Memang Bali waktu
itu cukup dingin. Aku pun merasa kedinginan saat itu.
Aku merasa bahagia saat setelah
menerima makanan darimu. Di kamar aku , membuka whatsapp untuk kembali
berbincang denganmu.
“aku tidur dulu ya do..” WA
darimu , saat kau berpamitan untuk tidur malam itu.
5 Maret 2019,
Pagi di Bali, suasana yang jelas
berbeda dengan di Jogjakarta. Langit gelap Bali waktu itu menyapakku
bersahabat. Sedikit rasa kantuk menyertaiku, kulihat ponselku pukul 5.27 WIT.
Pagi itu hal yang pertama kali aku lakukkan adalah menyapamu. Aku rasa sejak
pertama kali dekat, menyapamu di pagi hari sudah menjadi kebiasaanku, walaupun
seringkali kau mengabaikannya.
Aktivitas wisata hari keduapun
dimulai, kau tak pernah sendirian kemanapun. Selalu ada temanmu dibelakangmu
atau didekatmu,ckkk!.
Sehari penuh menikmati pulau
Bali, terakhir Garuda Wisnu Kencana. Pelataran yang sangat luas perpaduan antara
sinkronisasi budaya dan alam di Pulau Bali. Setelah sebelumnya aku mengajakmu
berfoto, dan kau mengiyakannya. Mencari momen yang pas dan spot yang tepat.
Untung saja, temanmu mau memfoto
kau dan aku. Tiba saat aku dan kau berfoto, aku tidak mengira akan bisa sedekat itu denganmu. Rasa
rasanya tidak mungkin bagiku. Setelah berfoto aku putuskan untuk kembali
bersama teman temanku.
09.58 waktu Bali , rombongan tiba
di hotel. Aku capek, kau capek, seisi kamar hotel gaduh dengan celotehan
kelelahan. Ada yang memutuskan untuk berjalan jalan keluar hotel, menghabiskan
malam di Bali, ada yang langsung tidur kala itu. Tetapi aku memutuskan untuk
menikmati malam itu di hotel saja, keriuhan tadi sewaktu berwisata, membuatku
penat. Aku membutuhkan ketenangan untuk sekali waktu menghilangkan semua beban
pikiran yang ada dibenakku.
“thringgg...” nada pesan dari
handphoneku berbunyi. Kau membalas pesanku, bertukar cerita tentang perjalanan
di Bali, yang terasa asyik. Sesekali aku menelponmu untuk berbincang lebih dekat
denganmu.
Waktu menunjukkan dini hari,
beberapa sudah istirahat. Namun tidak sedikit yang tidak tidur malam itu.
Mengukir kenangan dengan sahabat dan kawan2 lain. Kau belum tidur, pintakku
kala itu bertemu denganmu di depan kamar hotelmu.
Aku duduk disamping mu diantara
meja , depan kamar hotel. Sembari menunggu pesanan makananan cepat saji yang
kau pesan dari ojek online, yang masih aktif hingga dini hari. Sama seperti
malam yang kemarin, dini hari di bali saat itu seperti memberi kenyamanan dan
kenangan tersendiri. Apalagi saat aku dapat sedekat maghrib dan isya’ denganmu.
Tak ada yang spesial malam itu,
melainkan berbincang denganmu langsung malam itu. Terlintas celotehan bodohku
yang sering mengundang tawamu, seperti menertawakkan hal lucu yang terjadi pada
malam itu. Entah kenapa aku berani saja berdua denganmu saat itu, setelah
sebelumnya aku begitu canggung denganmu. Aku pikir, persetan! dengan orang
lain.
Pesananmu
tiba. Kau suguhkan, sekotak kentang goreng untuk menemani obrolan kita saat itu,
pukul 02.45 kau menyuruhku sholat isya. Karena sedari tadi aku belum sempat
shalat. Aku kembali ke kamar.
Setelah
sesaat kau berpamitan untuk tidur, aku masih tetap terjaga malam itu dengan
perasaan yang, tidak dapat aku gambarkan.
4 Maret
2019
Pagi pagi
buta, suara mesin bus yang dipanasi
sudah mengganggu tidurku. Rasa rasanya aku baru saja kupejamkan mata ini. Lalu
kupaksakkan membuka mata ku dan menahan dingin dari guyuran shower.
07.13
WIT kami meninggalkan hotel untuk berangkat ke pelabuhan Gilimanuk. Kuposisikan
badanku senyaman mungkin. Kucoba pejamkan mata ini tapi tak bisa.
Pelabuhan
tampak sangat penuh , karena esok hari bertepatan hari raya Nyepi, dengan
artian semua kegiatan penyeberangan dihentikkan dan semua kegiatan di Bali
dihentikan selama 24jam.
Perjalanan
laut ditempuh kurang lebih sekitar 1jam perjalanan. Keluar dari pelabuhan
Ketapang. Rombongan berhenti di salah satu resto, di daerah dekat dengan
pelabuhan.
Langit
mendung menemani laju bus kami dijalan Anyer-Panarukan, tak lama hujan turun cukup deras sore itu.
Sesaat, sebelum bis kami berhenti di minimarket. Karena ada beberapa siswa
ingin buang air.
Sebetulnya,
aku ingin sekali duduk disampingmu. Dan tiba tiba saja tempat duduk disebelahmu
kosong dan, temanmu tidak kembali ke sana. Kupikir mungkin ini kesempatanku.
Bisa duduk bersebelahan berdua, bersama mu hingga ke Yogyakarta.
Malam
tiba, bis yang tadi nya ramai menjadi sunyi. Semua terlelap, bersahabat dengan
dinginnya suasana malam itu.
Entah
apa yang sedang aku rasakkan saat itu, perasaanku cmpur aduk tidak karuan.
Waktu menunjukkan tengah malam, dan aku masih saja terjaga. Begitu pula kau.
Tak
lama, aku sudah ngantuk sekali. Kusandarkan kepalaku di pundakmu. Sehati! kau
juga menyandarkan kepalamu di atas kepala ku. Entah, mungkin itu terdengar
sedikit aneh dan biasa saja. Tetapi saat itu aku merasa sangat bahagia.
05
Maret 2019
Kumandang
adzan shubuh , terdengar ketika memasukki wilayah Jogjakarta. Kau sudah
terbangun sedari tadi. Lainnya juga, suasana bis agak riuh, seperti kemarin
sore.
Bus
melambat ketika sampai daerah Prambanan. Bis kami memutuskan untuk, berhenti di
masjid, di sebelah selatan Candi Prambanan. Kau berjalan sejajar denganku,
melangkah menuju masjid, lalu melakukkan shalat subuh. Tidak banyak yang turun
pagi itu. Sebagian besar, masih terlelap.
Usai
shalat shubuh, aku kembali ke bis lebih dulu. Dan kau menyusul dibelakangku,
lagi lagi bersama temanmu.
Aku
menyuruhmu untuk mengabari orang tuamu. Agar bisa dijemput tepat waktu. Tepat
saat fajar menyingsing dari timur malu malu, karena mendung langit mengalahkan
sinarnya. Bus sampai di depan sekolah.
Kau berpamitan denganku, untuk
pulang lebih dulu. Aku sudah sampai rumah saat itu. Karena bisa dibilang
rumahku sangat dekat dengan sekolah, cukup jalan 5 menit sudah sampai di
rumahku.
Aku tak tahu pasti, tetapi setelah
kepulanganku dari pulau dewata aku dan kau semakin dekat. Aku rasa sih.. begitu
entah dengan kau?ahh.. dasar aku! Sokpede.
Waktu terus berlalu, aku semakin
dekat dengan kau. Sampai suatu hari, di mana di titik itu aku takut bila kau
jatuh hati atau dibuat nyaman oleh orang selain aku. Tak tau apa yang harus aku
lakukkan pada posisi ini. Saat ini mungkin aku dan kau hanya sebatas teman
saja, yang selalu menanyakkan kabar, dan saling menyapa di pagi hari, tidak
lebih.
Mungkin itu dulu sobb,, cerita lanjutannya ditunggu saja esokkk insyallah bakalan ada part 2 nya, sekian dari sayaaaaa wassalamuallaikum wrwb.
No comments:
Post a Comment