halo semua,
Ini upload an gue setelah tahun baru 2020, selamat tahun
baru. Semoga di tahun yg baru ini segala target gue bisa tercapai, dan juga
ngga lupa resolusi2 lo semua juga semoga bisa tercapai pada tahun ini.
Pernah gak sih lo semua nyobain barang antik?
“lu gila ya, ini tahun 2020 bro.. dan lu masih bergelut
dengan barang kuno itu?”
“ngga lah, barang antik semua masih analog.. gak bisa
serba instan”
Well, mungkin itu beberapa reaksi kalian semua setelah
mendengar pertanyaan dari gue itu.. kalo menurut gue sih, sah2 aja sih make
barang antik di tahun yg sudah mulai modern, mungkin karena gue merasa performa
barang antik tersebut masih bisa berfungsi dengan baik dan bisa sedikit lebih
baik daripada barang2 sekarang.
Oke.. ngomongin barang antik yg elo.. elo semua udah pada
hindari karena berbagai alasan modernitas, gue disini bakalan bahas salah satu
barang antik yg belakangan ini lagi booming banget di kalangan pecinta nya.
Apa barang tersebut?
Yappps.. kamera analog atau kamera film,belakangan ini
mulai banyak di gandrungi lagi. Setelah sekian lama dan sekian tahun kita
beralih dan mulai meninggalkan si kamera jadul ini, entah kenapa di pertengahan
hingga akhir 2019 kemarin banyak kolektor maupun pecinta fotografi utamanya
kasmaran lagi sama si tua namun perkasa ini.
Analog mulai di buru, dulu hanya sebagai penghias sudut
ruangan yg bertemakan retro atau vintage. Namun seiring berjalannya waktu,
fungsi itu berubah dengan munculnya beberapa kumpulan komunitas yg tidak hanya
memfungsikan kamera ini sebagai penghias namun sebagai alat untuk mengabadikan
suatu momen.
Kamera diatas adalah kamera yg gue beli dari salah satu
kolektor barang antik, dengan harga yg cukup bersahabat dengan kantong pelajar
seperti saya. Untuk kamera yg berfungsi normal harga 150rb sudah cukup worth it.
Kamera tersebut adalah Ricoh F3 kamera Point n Shoot,
jadi kamera ini termasuk kamera pocket. Untuk pengoperasiannya tak perlu atur2
shutter speed, fokus, maupun aperture melainkan tinggal jeprat jepret seperti
namanya.
Kamera ini berbahan plastik ya,eittss.. tapi walaupun
berbahan plastik, kamera ini sangat kokoh dan antep ketika dipegang. Di balut
dengan grip2 yg berbahan karet, membuat kamera ini tidak gampang lusut ketika di gunakan.
Kamera ini juga dibekali flash internal, yg berfungsi
ketika tombol yg bergambar petir di sisi
depan itu di buka lalu munculah flash medungul
dan membutuhkan waktu beberapa saat
untuk mengisi flash. Oiye.. flash internal ini di tenagai oleh 2 baterai AA.
Nah ngebahas soal kamera analog, gak bisa lepas dengan yg
dinamakan film/klise. Namanya aja kamera jadul, jaman dulu belum ada yg nama
nya kartu memori atau layar untuk meninjau gambar.
Disinilah letak yg, membuat kamera yg satu ini menjadi
unik namun estetik. Penggunaan rol film ini dirasa membuat kesan kuno dan jadul
semakin melekat.
Untuk para pecinta nya, sebagian besar menikmati kamera
ini karena prosesnya. Tak seperti kamera digital jaman sekarang yg sekalinya lo
jepret lo lgsung bisa meninjau foto tersebut, dan bila tidak bagus atau dirasa
kurang lo lgsung delete sesuka hati
lo.
Tapi berbeda dg kamera ini, proses dari kamera analog ini
seru2 tegang. Pasalnya dari awal menggunakan kamera analog ini kita juga
dituntut untuk jg berfikir analog. Dan juga 1 rol film yg berisi hanya 36 film
atau berarti 36 exposure, kita hanya bisa menjepret sebanyak 36 kali dalam 1
film.
Untuk itu, 1 jepretan/exposure disini dinilai sangat
berharga. Kita harus bisa memilah dan memilih segala sesuatunya dengan matang
sebelum memencet tombol shutter, agar film kita tak habis dengan sia2.
Proses yg lama dari hunting mencari komposisi gambar yg pas,
lalu setelah 1 rol film habis kita harus menunggu film tersebut untuk di
develop/dicuci, lalu kemudian dapat di scan.
Nah disinilah letak ketegangan dan membuat senam jantung,
yaitu penantian hasil dari scan film kita.
Apakah film kita akan blank/kosong
? atau film kita terbakar?
Namun semua akan terbayar lunas dan tuntas bila hasil2
foto kita dapat sesuai dengan ekspetasi yg kita harapkan.
Ngomongin biaya mungkin untuk kantong pelajar akan sangat
tersiksa, karena untuk bermain analog ini biayanya gak murah. Tapi bahasan
untuk segala sesuatu yg berkaitan dengan biaya bakalan gue bahas mendetail di
upload an selanjutnya. Salam bakar!!
Mungkin itu dulu yg dapat gue share kali ini.
I’il see you next time!
Asallamualaikum!
No comments:
Post a Comment