Friday, February 14, 2020

Tugas Geografi Tugas Penyakit Karena Faktor Alam

Nama : Reynalda Kurnia 
Kelas : XII MIPA 5

Tugas Geografi   
Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernapasan), dan juga paru paru atau menyerang sistem pernafasan pada manusia. Bila tidak segera ditangani ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan membuat tubuh tidak memperoleh oksigen yang cukup, bahkan jika parah bisa menyebabkan nyawa melayang.

ISPA akan memunculkan gejala khususnya terjadi pada hidung dan paru paru. Gejala ini muncul sebagai respon terhadap racun yang dikeluarkan virus atau bakteri yang melekat pada saluran pernapasan. Gejala tersebut antara lain :

1. Hidung tersumbat atau berair
2. Sering bersin
3. Paru paru terasa terhambat
4. Kerap merasa kelelahan dan timbul demam 
5. Batuk – batuk dan tenggorokan serta tubuh terasa sakit dan melemah.

Jika ISPA bertambah parah, gejalanya akan semakin komplek dan serius. Akan timbul seperti kesulitan bernapas, pusing, tingkat oksigen dalam darah rendah, demam, dan yang parah adalah penderita akan mengalami penurunan kesadaran dan pingsan.

Di Indonesia penyakit ISPA menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling banyak diidap masyarakat. 

Akhir-akhir ini penderita ISPA meningkat drastis. Selain disebabkan oleh udara yang tidak sehat beberapa kondisi alam yang juga mempengaruhi masyarakat dapat terserang ISPA, seperti contoh kebakaran hutan. Dilansir dari CNN Indonesia , Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyampaikan ada 919.516 lorang yang menderita ISPA karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Udara yang tercemar oleh asap karhutla menyebabkan orang mudah terserang infeksi saluran pernapasan akut ini, terutama radius yang dekat dengan lokasi kebakarn hutan.

Di Indonesia sendiri di tahun 2019 yang lalu sedang trending topicperihal kebakaran hutan yang menyerang beberapa wilayah yang masih sangat banyak ekosistem hutannya, tutur salah satu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB jumlah karhutla tersebar di enam provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan,Jambi,Kalimantan Barat,Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Ini merupakan perhatian khusus di dunia karena kabut asap yang menebal dan menyebar menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat dan kesehatan masyarakat. Apalagi kabut asap akibat dari karhutla itu menyerang dan meluas hingga ke bagian vital perkotaan, perkantoran, dan beberapa lembaga pendidikan terpaksa di liburkan karena krusialnya serta tebalnya kabut asap yang, selain faktor kesehatan juga faktor keselamatan karena jika berkendara jarak pandang yang minim karena kabut asap yang turun ke jalan menghalangi penglihatan pengendara kendaraan bermotor.  

Karhutla ini meluas sangat cepat, hal itu didukung dengan kondisi alam yang sedang kemarau panjang. Musim kemarau 2019 tersebut kembali memicu bencana asap di banyak daerah. Ratusan titik panas yang tersebar dari Kalimantan hingga Sumatera menjadi hot issue di penghujung 2019.  Namun bencana asap ini bukan semata-mata hanya bencana alam, tetapi disebabkan juga oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab membakar hutan secara sengaja. Pihak aparat setempat melakukkan operasi pembakar hutan dan lahan  dan mendapati 230 oknum dan telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Kepentingan pribadi untuk membuka lahan pertanian baru untuk becocok tanam, pelaku coba membuka lahan dengan cara dibakar, pengakuan dari salah satu pembakaran hutan di Kalimantan.

Akibat dari karhutla ini menyebabkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa wilayah terdampak mencapai angka 500, dan berstatus Berbahaya

Tetapi, pihak relawan dan BNPB bekerja keras dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memadamkan karhutla. Hingga kebakaran hutan dapat teratasi akibat kerja keras dari para relawan dan masuknya musim hujan membantu mengurangi titik panas, dan karhutla di indonesia padam dan terkondisi.




No comments:

Post a Comment