Halo, selamat apapun!
Selamat apapun,
buat kalian yang masih tetep sehat dan hidup. Jaga baik2 anugrah tuhan itu. Kehidupan
sudah mulai merangkak naik, berkembang. Namun, angka pertumbuhan penderita
Covid-19 juga terus meningkat.
Bagi kalian
yang udah nganggep ini normal2 banget, ini belum seratus persen normal. Ini bahkan
belum mencapai satu persen kenormalan hidup 10 bulan yang lalu. Semuanya serba
ribet dan penuh protokol kesehatan.
NEW NORMAL
Saya anggep
sebagai benua baru di kehidupan saya
juga dikehidupan seluruh umat manusia awam di muka bumi terutama di Indonesia. Sesuatu
yang baru, asing, dan juga belum kenal. Apa sih kui?
Banyak yang mengartikanya dengan gurauan dan kelakar,
tersebar di status whatsapp dan Wa grup.
New Normal sebenarnya itu adalah
istilah lama dalam ekonomi, digunakan ketika bisnis dan ekonomi dunia mengalami
resesi global atau kondisi2 kritis keuangan. Sebenarnya istilah ini sudah
dipakai ketika dunia sedang mengalami krisis keuangan karena suatu hal. Setelah
beberapa krisis keuangan pada tahun
2007-2008, resesi global tahun 2008-2012 dan pada tahun ini kembali digunakan
disaat2 ekonomi global sedang mengalami penurunan dan mungkin sudah masuk ke
tahap krisis.
Dan tidak hanya di perekonomian global, disetiap negara yang
ekonominya sudah mengalami krisis. Pertumbuhan ekonomi mengalami krisis,
pabrik2 sudah mengurangi jumlah produksi, ancaman phk besar2an, pasar saham
terjun bebas, dll. Itu dampak yang dirasakan dari krisis tersebut.
Nah,
Hal itu
dirasakan pula oleh negara indonesia. Krisis keuangan dan ekonomi atau krisis
moneter,mulai menjangkit. Maka dari itu pemerintah Indonesia menggunakan
istilah tersebut.. NEW NORMAL
Kenormalan baru
untuk menyelamatkan keuangan dan ekonomi negara agar laju roda perekonomian
dalam suatu negara tersebut dapat berjalan kembali dan terlepas dari krisis.
Namun..
Istilah itu mendapat respon yg beragam dari berbagai lapisan.
Masyarakat ke-trigger akan kata2 ‘normal’
namun kurang memahami apa makna dibaliknya dan bagaimana bergulirnya hal
tersebut.
Banyak terjadi di kota2 besar, bahwa hal ini menjadi sebuah
pertanda sudah terlepas dari belenggu ‘dirumah saja’ dan juga covid 19. Dan mereka
sudah menganggap saat ini sudah seperti biasa kembali and like nothing happened. Masyarakat
berhamburan keluar, terbebas dari tahanan rumah. Mereka mulai bersepeda,
berkerumun, tidak mematuhi protokol kesehatan, nongkrong dan juga beraktifitas
seperti biasa.
Yang sedang marak akhir2 ini adalah bersepeda. Di kota saya,
hampir setiap hari ada orang bersepeda. Orang2 berlomba membuat sepeda baru,
meng-upgrade sepeda lama agar layak pancal!. Setiap pagi, rombongan dari
arah selatan ke utara, begitupun sebaliknya. Sore pula ada berpuluh sepeda
melintas ramai di jalanan depan rumah saya. Malam pun tak kalah seru, daya
tarik keasyikan bersepeda malam hari, membuat hampir tiap malam ramai orang
bersepeda. Apalagi malam minggu, atau minggu pagi. Dari pagi hingga tengah
malam, setiap 5 meter jalan di kota dipastikan ada pesepeda dan rombongan.
Tren bersepeda kiranya bangkit kembali, banyak orang
memanfaatkan libur PSBB ataupun WFH untuk bersepeda, olahraga yang bisa
diminati oleh banyak kalangan. Olahraga yg juga bagus untuk memperkuat imun, menjaga
daya tahan tubuh, memperlancar metabolisme dalam tubuh, dan terutama menjaga
kesehatan di era pandemi ini, terutama sistim imun dan kekebalan tubuh menjadi
penting sekali. Maka dari itu untuk menjaganya dengan berolahraga.
Tapi juga mementingkan protokol kesehatan serta aturan2 yang
dibuat. Jangan bermaksut untuk memulai olahraga di era NEW NORMAL malah
mengesampingkan aturan kesehatan yg sudah dibuat. Itu mindset yg salah kaprah. Seperti berhenti di sudut2 jalan lalu
bergerombol, makan bareng setelah olahraga, atau apapun yang membuat itu jadi
suatu kerumunan massa.
Olahraga nya baik,
apapun olahraganya. Tapi tetap menaati protokol kesehatan yang ada. Karena pandemi
ini belum benar2 berakhir. New normal bukan
untuk gaya hidup dan kembali seperti biasa, namun untuk menjaga stabilitas
ekonomi agar terus berjalan dan tak mengalami krisis. Maka dari itu jangan
terlalu bereuforia semu ini. Tetap jaga diri.Secukupnya dan dalam porsinya. Berolahraga
tidak hanya megikuti tren semata. Namun tetap dalam porsinya.
Juga banyak
dari kita yang sudah nongkrong sana sini, melupakan social distancing, nggak pake
masker. Hanya mengingatkan ajaaa
broww,,, bahwa pandemi ini belum
berakhir. Boleh beraktifitas seperti biasa bila
perlu. Selebihnya tetap ‘dirumah saja’. Patuhi protokol kesehatan yg ada.
Menjaga kesehatan juga tak lupa untuk sehat. Karena
kenormalan baru ini untuk menjaga stabilitas keuangan dan ekonomi negara. Jangan
berlebihan dalam euforia ini. Dan masih dalam rangka pemutusan rantai
penyebaran covid-19 #tetapdirumahsaja
Dan sekali
lagi, tetap sehat tetap kuat.
thx, and see you next time!
No comments:
Post a Comment