Hari ini, saya mulai dengan membuka mata.. ehh tapi saya
belum tidur dan ini sudah menuju ke hari esoknya*kira2 kayak gitu saya
mengawali pagi hari.. pagi yang benar2 pagi buta, gelap dan tenang.
Di kamar ini, masih di kamar ini.. perasaan yang campur
aduk, gundah gulana, tergopoh gopoh. Mencoba menulis kan sesuatu di lini masa. Mengeluarkan
isi kepala dan hati.. suara jet-jet pengantar manusia lengang, hanya satu dua
melintas memenuhi segala panggilan rindu. Beberapa orang tetap terjaga,
melakukkan tugas sesuai dengan identitasnya.
Detak suara jam membelah kesunyian malam disusul suara2
alam.. cicak,tokek, burung2 malam yang masih segar walau sudah hampir dini
hari, berkicau keras.. mengubah kelengangan malam menjadi sedikit ngeri, seakan
memberitakan sesuatu sebuah firasat, peringatan ataupun wangsit alam yang
diembannya untuk disampaikan, walau dengan jeritan sendu di malam hari.
Setelah ku selesaikan tulisan hari ini mata ini sudah tak
sanggup menahan beban lelap, seluruh isi pelupuk mata tumpah ruah menjadi satu
ketika ku baringkan badan ini di busa empuk yang sudah terhampar siap menerima
seluruh isi tubuh dan otakku, yang lelah pagi ini.
Satu jam terlelap, suara ibu membuatku tersentak. Kubuka lebar2
mata ku.. walau lebih sering terpejam sendiri ketika aku tak terjaga. Langkah gontai
menuju padasan, kran air yang khusus untuk berwudlu bagi umat muslim.
Malam ini sungguh berbeda.
Kuhamparkan sajadah, aku berbisik pada bumi sekeras2nya
dalam hatiku.. agar didengar hingga ke langit. Menumpahruahkan seluruh isi hati
ku pada langit. Diatas bumi duka dan dibawah langit derita.
Kuakhiri dengan salam, ku duduk bersimpuh.. dengan takzim
dan memejamkan mata. Cahaya tampak temaram remang2, ku berdoa agar semua
diberikan keselamatan.. agar semua angan dan cita dapat terwujud. Aneh tapi
nyata, tak ada balasan apapun, namun hati seolah seperti disentuh dan suasana
langit menjadi sangat menentramkan. Saya juga nggak ngerti gimana itu terjadi.
Semuanya beres.. saya kembali menarik selimut kain saya. Kembali
memejamkan mata. Terasa baru semenit terlelap, lafadz “ash-Shalâtu Khairun Minan Naum” membangunkanku.
Ku tunaikan kewajibanku pagi itu.
Dan aku tetap terjaga setelahnya,
Kawan,
ketika pagi mulai merona.. langit tampak redup seolah sedang tak bersemangat. Matahari
tak cerah, tak sesemangat beberapa hari yang lalu, mengantarkan sinar surya
dengan kekuatan maksimal.
Pagi ini berbeda.
Langit seperti sedang berduka. Pagi yang sedikit dingin.. tapi kicau burung
pagi itu tak seperti biasanya, penuh semangat memenuhi seluruh pepohonan di halaman
belakang, ramai sekali. Mereka seperti sedang berpesta menikmati intermeso
bumi, kini sejenak.. mereka bisa menikmati biji otek, memakan cacing dan
serangga lainnya.. merasa menjadi mahluk paling aman di dunia, karena tak ada
manusia yang mengancam. Alam sedang melakukkan hukumnya.. melakukan
ketetapanya.
Kuhirup udara
pagi itu benar2 dalam, segar. Dingin dan bercampur dengan aroma tanah, tak ada
kandungan berbahaya, sangat alami.
Kesenanganku
terhenti tiba2, aku membuka ponsel dan tertanggal 17 April.. genap seminggu
lagi umat muslim akan memasuki bulan ramadhan tiba, ahh tak terasa.. atau.. aku
lupa, karena terlalu lama termangu2 didalam rumah.. mengikuti anjuran
pemerintah hingga aku tak sadar bahwa sang kekasih akan segera datang.
Sang kekasih
datang begitu cepat, dalam keadaan seperti saat ini. Disaat semuanya tak boleh
bersosial. Aku tak siap.
Kekasih yg
datang seperti tiba2 saja.
Pemerintah baru
saja memberi anjuran untuk belajar, bekerja dan beribadh dari rumah. Seluruh komponen
lumpuh, dan diprediksi hingga beberapa bulan kedepan dan di berbagai sektor.
Bahkan,
hampir dipastikan berjuta2 umat muslim tak bisa bermesraan dengan sang
kekasih.. bulan ramadhan.
Aku tak sanggup,
membayangkannya.. aku tak bisa, bagaimana mungkin di bulan yang penuh
keberkahan, penuh rahmat, dan semua pintu surga terbuka lebar, pasukan kecil pembasmi
ini masih merongrong kehidupan.
Bagaimana mungkin,
jika ramadhan masjid tak cerah, tak terisi oleh raut kegembiraan di setiap wajah..
bagaimana tak gembira jika tak bisa bermesraan dengan sang kekasih di setiap
waktu.
Malam hari
bulan ramadhan, sungguh indah. Semua warga berkumpul berbagi ruang dan rasa,
bersujud denga penuh sukacita pad sang khalik. Di tarawih malam pertama.
Lampu2
dihidupkan sedari maghrib,cahya masjid berbinar2 terang,lampu penghiaspun turut kemerlap-kerlip.. warna-warni, umbul
umbul dan rontek terpasang rapi di pinggir jalan.. meriah. Tak ada yg bersedih
malam itu.
Para orang
tua datang berduyun2.. langkah kaki yang ringan membawa hingga ke pelataran
masjid, tertawa bahagia berjalan bersama rombongannya menceritakan
kehidupannya, bertekad untuk mengisi pundhi2 pahala.
Para pemuda,
mempersiapkan segala sesuatunya.. tempat, makanan, kemeriahan agar tampak
semarak, semua kompak bahu membahu. Agar tak terkendala dalam bermesraan dengan
sang kekasih.
Begitu pula
anak2, siang sore malam.. tak ada habisnya mereka berkejaran, tak lelah.. hanya
gigi2 ompong yg mereka tunjukkan, tanda bahagia.
Ganep seminggu sadurunge tekane sasi mulya..
Nanging apa iya bisa ?
Duh gusti kula nyuwun kalodhangan.. kula
nyuwun pangapura..
Lama aku
termenung.. rintik hujan mulai turun, diikuti suara burung kedasih meraung2 dipohon
bambu.
Hujan deras.. seolah langitpun turut berduka dan
tak bisa berbuat apa, burung bernyanyi nyanyian alam sendu seolah berkata
syair2 kesedihan mengiringi duka sang langit, takzim dihadapan kenyataan.
Marhaban Yaa Ramadhan
Casino Queen 777 Casino Hotel - Mapyro
ReplyDeleteGet directions, 충청북도 출장샵 reviews and information for Casino Queen 경기도 출장샵 777 Casino Hotel in 이천 출장마사지 Henderson, NV. Check the 통영 출장안마 map on Mapyro and Mapyro to find the best casino. 제천 출장마사지