Thursday, April 16, 2020

Cerpen waton : Kisah Kerajaan Sabakha



halo semuanya
kembali lagi di edisi cerpen waton.. cerita pendek hasil buah pikiran saya.. tapi jangan berharap lebih dengan karya saya ini, karena saya kuraang lebih waton (ngasal).. tapi insyallah bermakna,, jika anda memaknainya.. 😀
 ...yah walaupun tak sebagus Tere Liye atau Pramodya Ananta Toer, lebih baik memulai daripada tidak sama sekali. selamat , membaca. i hope u like it.


  Kisah Kerajaan Sabakha



Sebuah kerajaan, di daratan timur tengah. Kerajaan yang besar, megah, dan makmur, dengan negara bagian yang membentang di seluruh semenanjung arabia. Sabakha terkenal akan seni berperangnya sehingga selalu memenangi pertempuran ketika memperluas kekuasaanya, tak jarang hanya beberapa prajurit yang gugur ketika berperang, karena kehebatannya kerajaan ini pun sulit untuk ditaklukkan.

Kerajaan yang besar tak lepas dari pengaruh sang raja yang hebat, bernama Raja Tahaqa. Terkenal sebagai raja yang agung, adil, bijaksana, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan selama berkuasa.

Sabakha mempunyai pangeran muda, bernama Pangeran Mahmud Ali. Umurnya masih sangat belia, namun ia sudah sangat cerdas dan terampil dalam beberapa hal seperti memanah, berkuda, hingga menjadi tangan kanan sang panglima perang. Pangeran Ali adalah gambaran dari kesatria timur tengah yang ulung dalam berperang, prajurit paling wahid di kerajaannya.

Hari-hari di kerajaan ini dipenuhi sukacita, rakyat yang makmur dan sejahtera. Tak hanya di pusat pemerintahan kerajaan saja namun di setiap inchi kekuasaan dari kerajaan ini tak ada yg menderita ataupun kelaparan. Perkembangan teknologi, pertahanan dan kemiliteran juga yang terbaik di seluruh semenanjung Arabia. Kerajaan ini dipuncak kejayaannya.

Tetapi ,Suatu hari ada suatu kota dari kerajaan Sabakha yang memiliki sifat berbeda dari seluruh kota lainnya. Akibat sihir dari bangsa Thebes. Rakyat daripada diangkuh, sombong, takabur, dan keras kepala. Pencurian terjadi di mana2, perampokan,pelecehan seksual, korupsi, dan kejahatan - kejahatan lainnya. Para petinggi kota yang juga merasa besar kepala dan merasa bukan bagian dari kerajaan Sabakha. Hal tersebut luput dari perhatian sang raja karena letak kota tersebut jauh di ujung batas kerajaan, sehingga hal tersebut terjadi hingga berpuluh puluh purnama.

Setelah mendengar kabar akan hal tesebut, sang raja melakukkan berbagai upaya untuk mengembalikan hati dan kelurusan rakyat kota ujung batas tersebut.
Sang raja akhirnya putus asa, dan memohon kepada tuhan agar dibantu dalam mengembalikan nilai-nilai rakyat kota tersebut.

Melihat akan hal itu, kerajaan Thebes memanfaatkannya untuk kepentingan politik. Yaitu merebut kota tersebut dengan cara non militer. Diberangkatkanlah telik sandi ke kota tersebut, untuk membawa penyakit dan wabah ke kota tersebut.

Hingga beberapa minggu, rakyat di kota tersebut mulai terjangkit penyakit mematikan dan mewabah di beberapa wilayah dikota tersebut, dan terus menyebar. Korban pun mulai berjatuhan.
Mendengar hal tersebut, sang raja kembali berdoa kepada tuhan.
Sang raja juga, memberangkatkan semua tabib yang berada di kerajaan tersebut untuk membantu penyembuhan wabah tersebut.

“berangkatkan, semua tabib di negeri ini.. dan seluruh perawatnya,kirim logistik dan obat-obatan juga,  dan tutup semua akses keluar maupun masuk dari kota ” perintah sang raja

“baik, paduka.. kapan waktu untuk memberangkatkan para tabib tersebut”

“secepatnya! Kalau perlu fajar esok para tabib sudah mulai bekerja, berikan apapun yang dibutuhkan.. jangan sampai mereka kekurangan alat dan obat-obatan”

“baik, paduka.. akan kami laksanakan, para tabib akan segera berangkat” ucap salah satu patih kerajaan, dibarengi dengan anggukan faham.

Raja sangat sedih, hingga termenung sendiri.
                Hari berikutnya, sang raja melakukan kunjungan ke kota tersebut. Menengok keadaan dan memberi semangat kepada para rakyatnya. Dan menginap di balaikota, di saat tertidur sang raja bermimpi bertemu dengan kakek tua dan berkata,
               
 “benahi nilai-nilai rakyatmu, ahlaq mereka, tanamnkank kembali nilai-nilai moral,budaya  yang sudah mulai meluntur di hati rakyat di negerimu, teruslah mengingatkan.. tak akan ada obat yang manjur.. tak ada.., tak ada. tahaqa.. satu-satunya cara agar mereka bisa terlepas dari wabah ini.
               
 “hanya nilai-nilai luhur, tawaduq, lembah manah, yang dapat menyembuhkan wabah ini. Ingatkanlah sabakha, ingatkanlah.. ini tugasmu,”
             
                Sang raja terbangun, dan langsung bergegas memberi petunjuk tersebut. Memperingatkan rakyatnya agar melakukkan hal yang telah ia peroleh. Tak henti-hentinya, berpuluh-puluh kali, hingga beratus ratus kali, tetapi tak ada yang mengindahkan hal tersebut. Hingga seiring berjalannya waktu, sang raja dan para petinggi kerajaan yang sedang di kota tersebut meninggal.
              
               Sang pangeran muda naik tahkta, menjadi raja muda. Dan melanjutkan perjuangan sang ayahanda, yang sebelum meninggal berpesan kepada sang putra, untuk tetap berjalan berdampingan bersama rakyat dan mengembalikan semua tatanan dunia agar kembali ke jalan yang benar.
                Raja Mahmud, sangat cerdik dalam mengatasi masalah moral yang juga menjadi obat dari kesembuhan rakyatnya.  
Dibakarlah kota tersebut.. hingga tak ada yang tersisa. Semua rakyat di penuhi dukacita. Tak ada yang tersenyum ataupun mendongakan kepala saat itu. Barulah satu persatu rakyat bertaubat dan mengisi lagi nilai-nilai yang sudah lama kosong di dalam hatinya.

                Sembuhlah beberapa rakyat dan diikuti beratus ratus lainya, hingga semua penduduk terlepas dari wabah tersebut.Tak lama setelah itu, pembangunan besar-besar an dikota tersebut.

Sang raja pun mengetahui bahwasanya sebab wabah tersebut, yaitu bangsa Thebes, bangsa penyihir, dan berbagai hal kegelapan lainnya, terletak di seberang gurun Abydos, utara perbatasan kerajaan.

Tanpa pikir panjang, Raja Mahmud mengambil tindakan untuk berperang. Melawan kegelapan, melawan keangkara murkaan, dan segala hal buruk. Untuk mengembalikan tatanan dunia yang damai.

Perang besar tak tehindarkan, pecah. Hari demi hari, seperti cahaya yang melawan kegelapan. Dipimpin langsung oleh sang raja. Beribu-ribu pasukan diterjunkan, beratus-ratus altileri dipasang, semua dikerahkan.
                 
             Hingga bangsa Thebes mengakui kekalahan dan Kerajaan Sabakha memangka pertempuran, sekaligus memperluas kekuasaan hingga hampir di seluruh Semenanjung Arabia.
              
              Kerajaan Sabakha kembali tentram dan damai seperti sedia kala, dengan nilai-nilai luhur dan kebaikan-kebaikan didalamnya tertanam dalam jiwa jiwa setiap penduduk dan rakyat kerajaan Sabakha.


so, i'il think that's all for today teman2..
i'il see you next time.
thank you for,being my reader..
and 
Asalamuallaikum.

No comments:

Post a Comment