Ya.. motor
Supra Fit Biru milik bapak, motor yang di beli 18 tahun yang lalu hari ini
masih berfungsi dengan baik,
Kawan..
mari
kuceritakan sebuah kisah tentang motor tua itu.. mengiringi aku dan mas-masku
tumbuh dewasa.
Supra Fit-biru
itu, bapak beli di tahun 2002, tahun yang sama saat aku pertama menghirup udara segar di dunia ini. Memang motor ini keluar diantara tahun
2002-2004 kalau tidak salah*CMIIW..
Motor ini mungkin
melengkapi seri-seri sebelumnya yang belum sempurna mulai dari, Honda Astrea
Supra (1997), Supra X (2000), Supra XX dan V (2002), dan ditahun yang sama
keluarlah Supra Fit ini.
Motor ini
menjadi motor seri fit pertama, memang sesuai namanya.. motor ini sangat
ekonomis*mungkin ini alasan bapak beli motor ini.
Motor supra
ini bukan motor yang pertama kali milik bapak, sebelumnya bapak pernah menjajal
beberapa motor yaitu, Yamaha Rx-King, Honda C70, Honda 80.. dan hanya itu
seingatku dan pernah disinggung oleh bapak dalam beberapa ceritanya, dan motor2
tersebut konon.. dijual oleh bapak karena beberapa alasan.
Motor ini
memang bukan yang pertama di keluarga kami, tapi motor ini adalah motor yang
paling lama dan paling setia mengabdi pada keluarga kami.. khususnya bapak.
Tanpa motor supra biru itu bapak tak bisa melaju kesana kemari
bekerja.. ubet.. ulet..obah , karena..
motor itu selalu menemani bapak bekerja.. kemanapun bapak pergi tubuh bapak
selalu menempel di jok busa motor itu.. selalu dengan motor tersebut *karena
dulu motor itu satu2nya di keluarga kami,.
Bapak bekerja sebagai staff di kelurahan atau kantor desa.. dan juga part time sebagai kurir pengantar
tagihan kartu halo.. ke rumah2 pelanggan ki-sel. Jaman dulu ketika orang2 masih
menggunakan telepon kabel dan menggunakan layanan dari ki-sel, dan bapak adalah
kurir tagihan prabayar ke rumah2 pelanggan di seluruh Jogjakarta.
Dari 2002 hingga 2011.. keluarga kami hanya menggunakan satu motor itu..
hebat bukan, setelah kupikir2 sekarang.. bagaimana bisa dulu kami melakukan
semua mobilitas dan aktifitas itu hanya
dengan satu motor 100cc tersebut.. satu pelajaran yang ku dapat kawan pada saat
itu yaitu,
“perbanyaklah bersyukur hingga semua kesulitan tersebut terasa seperti kemudahan”
“perbanyaklah bersyukur hingga semua kesulitan tersebut terasa seperti kemudahan”
Yahhh, banyak bersyukur karena dulu kami memang nerimo.. dengan keadaan yang ada hingga, segala kesulitan tersbut
terasa seperti kemudahan.
Dulu kemanapun saya pergi dibonceng bapak dengan motor tersebut..
sekolah, latihan badminton, les, dan masih banyak lagi. Membuat saya seolah
selalu menempel pada jok belakang motor tersebut.
Dan hanya dengan motor tersebut.. bapak mencari nafkah, ketika menjadi
kurir part time , mengantar ibu
bekerja, mengantarku dan mas-masku sekolah, dan lain sebagainya.
Jika dijual motor tersebut tak semahal dahulu ketika dibeli
*dulu bapak beli dengan harga
10juta.. terdengar murah di zaman sekarang namun, pada saat itu sudah lumayan.
Tapi,omzet atau ”hasil” dari motor tersebut saya yakin sudah bisa buat
membeli beberapa mobil besar dengan pendingin dan atap yang dapat terbuka, tak
ternilai.. Motor tersebut sudah mengabdi
selama lebih dari 18 tahun dikeluarga kami.. bisa teman2 bayangkan, berapa
hasil bekerja bapak dari dulu hingga sekarang yang didampingi oleh motor
tersebut.
Tak ternilai.. sekali lagi,
Dengan hasil tersebut bapak bisa mensekolahkan ketiga anaknya, dan
selalu memenuhi semua kebutuhan keluarga tanpa kurang sedikitpun.
Awalnya keluarga saya hanya memiliki satu motor tersebut hingga pada
2011 akhirnya bapak mendapat hibah motor dari seseorang.. Yamaha Rc100 dan
membeli satu motor lagi bekas yaitu Honda Legenda 2, kedua motor tersebut untuk
kedua mas saya.. untuk kuliah dan sekolah, karena kapasitas dari motor supra
tak bisa menjangkau hal-hal tersebut, dan bapak memutuskan untuk menambah
kendaraan di garasi.
Supra Fit-biru itu.. sekarang sudah sangat tua, tak terlihat lagi kegagahanya
seperti pada waktu pertama kali turun dari mobil dealer pengangkut sepeda
motor.
Tapi, masih berfungsi dengan baik hingga saat ini.. walau beberapa
part memang harus diganti dan diperbaiki.. tp overall sih.. masih bisa buat kesana kemari.
Seringkali, ketika saya memakai motor tersebut untuk sekedar beli
shampo atau beli saham aqua*wuaduhhhhhh... yahh.. untuk aktifitas kesana
kemarilah. Tak ada rasa malu.. walau dengan motor butut, justru saya sangat
bngga dengan motor tersebut.. si biru yg berjasa bagi keluarga kami..
berjuta kenangan pula ada di dalamnya.. dan tak ternilai hasil dari motor
tersebut.
Mungkin, kelak jika saya sudah bekerja.. saya akan merawat motor
tersebut, merestorasinya.. dan tak akan saya jual berapapun harganya.
Akan terus saya simpan agar terus bisa menikmati kenangan demi
kenangan bersama motor tersebut serta kenangan bersama bapak.
dan, mungkin akan menjadi alasan saya kelak jika sudah di negeri orang.. untuk selalu berpulang dan ingat ke kampung halaman.. bermandikan kenangan bersama motor tua itu dan di bonceng bapak kesana kemari..
Motor supra itu kini, tak digunakan seprimer dulu.. kini tugasnya
sudah digantikan dengan tiga motor baru miliku dan mas2ku..
Dan mungkin sudah waktunya motor itu kini pensiun.. dari tugas beratnya
menemani perjalanan bapak njajah ndeso
milang kori..
Motor tua dengan deru mesin agak besar dan kunci yang senantiasa cemanthel.. di tubuh si motor,
Yang seringkali membuat aku rindu akan masa2 itu.. masa sulit.. masa
perjuangan, meraih asa.. menggapai cita.. ditemani si-biru..
Terlintas dalam pikiran saya begitu
besar jasa motor tersebut hingga saat ini masih setia, tahun demi tahun sampai
saat ini, menemani bapak dan keluarga saya, si biru yang masih nyaman dikendarai
walau sudah sangat tua. Yang sederhana, apa adanya dan selalu membekas
dalam benak saya..
No comments:
Post a Comment